Bermain Gitar : Antara Insting, Mimpi, dan Harapan

Pada dasarnya, bermain gitar adalah proses mengolah rasa untuk diungkapkan secara ekspresif. Ada sedih, kecewa, cemas, tapi juga ada kebanggaan dan kegembiraan yang bisa diungkapkan lewat bermain gitar. Prosesnya yang sangat emosional, membuat pemain gitar menjelma jadi seniman yang kreatif.

Kreativitas para seniman gitar pun disambut baik oleh pendengarnya. Dari sekadar hobi dan ungkapan perasaan, bermain gitar juga bisa menghasilkan uang. Tidak terhitung banyaknya seniman-seniman hebat yang mengawali kariernya sebagai musisi jalanan.

Pada tahap ini, mereka dihadapkan lagi dalam sebuah kondisi emosional yang berbeda. Jika sukses menjalani dengan percaya diri, karier mereka akan berlanjut gemilang.

Banyak juga yang mundur dari panggung karena tidak mampu mengelola emosinya. Fatalnya, ketidakmampuan mengelola emosi ini berujung pada keputusan untuk setop bermain gitar.

Gitar dan Pengendalian Emosi

Pertanyaan yang selanjutnya akan muncul dari kasus putus hubungan dengan gitar adalah, “gitar itu obat stres atau penyebab stres?”

Mengutip kalimat dari Joan Jett, “My guitar is not a thing. It is an extension of myself. It is who I am”, menunjukkan kalau gitar bisa jadi keduanya. Gitar bisa mengobati kekacauan emosi dan merelakskan pikiran. Di sisi lain, gitar juga bisa jadi penyebab stres yang traumatis.

Kutipan lain yang bisa jadi contoh adalah kalimat dari Ozzy Osbourne. Pentolan kelompok musik Black Sabbath ini mengatakan, “I don’t want you to play me a riff that’s going to impress Joe Satriani; give me a riff that makes a kid want to go out dan buy a guitar and learn to play.

Maksud yang hendak disampaikan Ozzy Osbourne adalah pentingnya seorang musisi (pemain gitar) memberikan pengaruh dan inspirasi untuk orang lain. Dengan bermain gitar, Anda menciptakan mimpi dan mengembangkan harapan.

Perumpamaan dari kedua kutipan di atas menyiratkan bahwa gitar adalah diri Anda sendiri. Harapan dan mimpi yang akan Anda sampaikan dengan bermain gitar, akan sangat dipengaruhi oleh tingkat kestabilan emosi Anda. Untuk menjaga kestabilan emosi, Anda harus melatih kepekaan sesering mungkin.

Kepekaan Mempertajam Insting

Kepekaan yang terlatih adalah kabar baik bagi pengendalian emosi. Ini berarti kabar baik juga untuk Anda bermain gitar, karena kestabilan emosi akan memicu insting yang sangat diperlukan saat bermain gitar. Kini, tinggal pertajam insting Anda dengan cara:

Banyak Mendengarkan Lagu

Tanpa bersentuhan langsung dengan gitar, Anda tetap bisa melatih insting, lo. Cara tersimpelnya dengan mendengarkan lagu, baik yang berlirik maupun yang hanya instrumen. Kalau sudah hafal liriknya, ulangi mendengarkan lagu yang sama sambil menutup mata, dan resapi maknanya.

Sering Latihan Setem

Cara ini membutuhkan gitar yang belum disetem. Meskipun kini sudah tersedia aplikasi penyetem di smartphone, sesekali Anda perlu mencoba menyetem gitar secara manual. Dengan melakukan ini, Anda bisa mempertajam insting sekaligus melatih keterampilan tangan dan mengeksplorasi melodi-melodi yang oke.

Menyatu dengan Alam

“Lari ke hutan, belok ke pantai” yang masyhur dalam film Ada Apa Dengan Cinta (2001) itu, tidak dibuat tanpa maksud, lo. Pelarian, dengan tujuan positif, ke alam terbuka tersebut, dipercaya mampu melatih kepekaan manusia terhadap lingkungan sekitarnya. Desir pasir pantai dan embusan angin gunung adalah melodi tertua yang dikenal dalam peradaban manusia.

Menonton Film

Sama-sama hasil dari proses kreatif, film tidak pernah lepas dari musik. Semua film punya latar musik sesuai adegan yang ditampilkan. Ini sangat bisa membantu Anda membayangkan suasana penceritaan sebuah lagu dengan membayangkan adegan tertentu. Coba nonton City of Angels (1998) atau Aladdin (1992), deh!

Demikianlah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk melatih insting bermain kunci gitar. Jangan lupa untuk tetap menjaga emosi dan bersenang-senanglah dengan permainan gitar Anda. Tetap semangat, ya!